Sabtu, 21 September 2013

Secangkir Kopi dari Playa : tentang kenangan yang ingin dilupakan


Sudah 2 tahun lamanya kami punya angan-angan untuk kembali mementaskan "Secangkir Kopi dari Playa".
Kisah ini terus menerus kami ceritakan pada teman-teman kami yang berkunjung ke Rumah Papermoon. Mata kami selalu berbina-binar menceritakan kisah perjumpaan kami dengan cerita ini, hingga kemudian pertunjukan itu sendiri tidak pernah berhenti di atas panggung bagi kami.
Ya, cerita ini ternyata terus menerus mewarnai perjalanan berkarya kami.

Beberapa kali kami mencoba membayang-bayangkan ruang macam apa yang akan cocok untuk mementaskan karya ini lagi.
Apalagi tak banyak toko barang antik yang mau menyediakan ruangnya untuk kami obrak-abrik selama beberapa minggu.

Rumitnya pertunjukan ini juga dikarenakan karena konsep pementasannya yang ada di sebuah tempat rahasia, dan hanya bisa dihadiri oleh 25-30 orang per pertunjukan.
Bukan hal yang cukup menguntungkan bagi pihak sponsor tentunya, karena pementasan ini tidak bisa dihadiri banyak orang.
(Makanya kami agak kesulitan mementaskannya di tempat lain)

Tapi ternyata penantian kami terjawab juga.



Goethe Institute tertarik untuk mengundang kami mewujudkan pementasan ini di Jakarta.
Ya.. lengkap dengan segala kerumitannya.

Dan kali ini, kami menambah sebuah elemen lagi pada calon penonton..

Kami tidak menjual tiket.

Tapi kami meminta para calon penonton untuk sedikit membagi kisah hidup mereka.
Kami meminta calon penonton untuk membawa satu barang yang begitu ingin mereka lupakan, berikut tulisan mengenai kenangan mereka tersebut, untuk ditukar dengan 1 tiket.

Tidak rumit, sebenarnya...
tapi juga tidak mudah ternyata.

Hal ini kami lakukan, karena kami ingin penonton juga melakukan hal yang sama dengan Pak Wi.
Membagi kenangan manis yang pernah ada, kenangan yang mungkin sudah lama ingin disimpan sendiri, agar hanya manis dikenang saat sendiri... 
atau justru karena kita tak punya saluran untuk membuangnya.

"Secangkir Kopi dari Playa" .. adalah sebuah kisah manis yang selalu berhasil membuat kami sesak napas.
Sesak napas karena kami sadar bahwa kenangan indah justru akan selalu indah ketika kita mengenangnya dengan orang yang tepat.
Dan 29 orang yang akan duduk bersama anda di kursi penonton "Secangkir Kopi dari Playa" besok itu, mungkin akan menjadi orang yang tepat untuk anda membagi kenangan...

Sampai jumpa di ibukota,
tempat dimana Pak Wi menyimpan masa lalunya...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar